Seumur-umurnya Kalyca sekarang, baru 4 kali ke dokter.
Pertama pas 5 bulan (akhir April 2009). Kala itu Kalyca ga pernah pup lebih dari 3 kali sehari. Eeh pas Kalyca pup lebih dari 3 kali *kalau ga salah sampe 6 kali* dan encer pula, jadi blingsatan dong. Pas hari kedua masih begitu. Sebenarnya masih pingin ga ngasih obat dulu ke Kalyca, Tapi karena udah ga tahan ya udah, sore 28 April Kalyca kami bawa ke dokter (kala itu dokter umum). Dikasih dua obat, sirup semua bentuknya. Jeleknya tuh dokter *ini sih emang kebiasaan semua apotik di tempat praktek dokter atau di RS*, label atau merk tuh obat dibuang *biar kita ga tau apa yang dimasukkan ke anak kita kali -SEBEL-*. Yang satu masih segel dan yang satu sudah dicampur dengan racikan apotekernya dia. Seingat saya gada yang disuruh sampai habis *alias kalau sudah sembuh boleh dibinasakan itu obat*.
Keesokan harinya obat tersebut belum aku minumin *berharap Kalyca baik saja*, siang Kalyca pup skali dan masih encer, setelah berdiskusi dengan suami akhirnya kami memutuskan memberi Kalyca obat *padahal Kalyca belum diberi makanan pendamping ASI kala itu*....
Obat (sirup) yang dicampur racikan, Kalyca minum dengan senang hati *padahal pahit loo*. Sedangkan obat (sirup) biasa Kalyca minum dengan ogah-ogahan *usut diusut ternyata rasanya semriwing....*
Oya selain itu dokter juga memberi obat untuk biang keringatnya Kalyca yang bertambah parah (merknya Indoson).
Setelah semua berakhir. Aku makin giat mencari informasi tentang diare. Makin banyak tau makin menyesal kenapa Kalyca pake dibawa ke dokter segala. Ternyata Diare yang Kalyca alami yaaah biasa aja yang ga pake dehidrasi segala alias masih dalam ambang batas dan yang diperlukan cuma home treatment. Kok ya dokternya tuh ga ngasih tau, kalau bayi yang masih ASI ya kadang suatu saat metabolismenya bisa seperti itu....
Setelah kejadian itu kalau Kalyca pupnya encer *bukan cair seperti air atau ga cair banget dan ga disertai demam tinggi* aku ga panik lagi... dan ga aku bawa ke dokter, cukup home treatment.
